Hari ini, 72 tahun yang lalu, pemerintah mendirikan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Hal itu menjadikan UGM sebagai perguruan tinggi pertama milik pemerintah setelah Indonesia merdeka.
Saat pertama didirikan, UGM hanya memiliki enam fakultas. Seiring berjalannya waktu, UGM berkembang menjadi perguruan tinggi besar dengan memiliki 18 fakultas dan dua sekolah.
Kini, UGM menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Tanah Air. Tidak hanya digandrungi oleh para pelajar dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Memperingati Dies Natalis ke-72, berikut sederet fakta menarik tentang UGM yang dihimpun Indozone dari berbagai sumber, Minggu (19/12/2021).
Gabungan dari beberapa sekolah tinggi
UGM merupakan pergurun tinggi yang berawal dari beberapa sekolah tinggi yang sudah lebih dulu ada, lalu disatukan menjadi sebuah universitas.
Adapun beberapa sekolah tinggi yang menjadi cikal bakal UGM di antaranya adalah Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, Sekolah Tinggi Teknik, dan Akademi Ilmu Politik, Balai Pendidikan Ahli Hukum, dan Perguruan Tinggi Kedokteran Bagian Praklinis.
Beberapa sekolah tinggi tersebut disatukan dan dibentuklah menjadi universitas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949.
Kegiatan perkuliahan pernah berada di dalam Keraton Yogyakarta
Saat pertama kali didirikan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberikan Sitihinggil Keraton Yogyakarta untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan perkuliahan mahasiswa UGM.
Oleh karena itu, Keraton Yogyakarta dianggap menjadi saksi bisu perjalanan UGM hingga menjadi salah satu universitas terbaik di Tanah Air.
Hingga saat ini, setiap perayaan Dies Natalis UGM, civitas akademika selalu menggelar kegiatan Nitilaku di Keraton Yogyakarta.
Nitilaku merupakan kegiatan untuk melihat kilas-balik sekaligus mengajak civitas akademika untuk bersyukur atas pencapaian UGM sejauh ini.
Kampus permanen UGM baru dibangun tahun 1951
Seperti diketahui, saat pertama kali berdiri, kegiatan perkuliahan mahasiswa UGM dilaksanakan diberbagai lokasi seperti di Keraton Yogyakarta, Kompleks Ngasem dan Jetis.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya kondisi keuangan negara, dibangunlah kampus permanen UGM di Bulaksumur pada 19 Desember 1951.
Pembangunan kampus UGM baru selesai pada sembilan tahun kemudian dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1959.
