Studi: Aspirin Tidak Tingkatkan Kelangsungan Hidup Pasien COVID-19

- Rabu, 9 Juni 2021 | 15:17 WIB
Aspirin. (photo/Dok. Wikipedia)
Aspirin. (photo/Dok. Wikipedia)

Aspirin tidak meningkatkan peluang bertahan hidup pada pasien COVID-19 yang sakit parah, hasil awal dari salah satu uji coba terbesar di Inggris, mempelajari obat penghilang rasa sakit dan pengencer darah umum yang digunakan, menunjukkan pada 8 Juni. 

Para ilmuwan di balik uji coba, cari berbagai perawatan potensial untuk COVID-19, mengevaluasi efek aspirin pada hampir 15.000 pasien rawat inap yang terinfeksi virus corona terbaru. Karena obat ini mampu bantu kurangi pembekuan darah pada penyakit lain, obat ini diuji pada pasien COVID-19 yang berisiko lebih tinggi mengalami masalah pada pembekuan darah. Melihat hal itu, Kepala Penyelidik percobaan itu yaitu Peter Horby memberi komentarnya.

"Meskipun aspirin dikaitkan dengan sedikit peningkatan kemungkinan dipulangkan hidup-hidup, ini tampaknya tidak cukup untuk membenarkan penggunaannya secara luas untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19," ungkapnya. 

Dalam studi yang diberi nama RECOVERY, kurang dari setengah pasien dipilih secara acak dan diberikan 150mg aspirin sekali sehari, dan sisanya hanya diberikan perawatan biasa. 

Uji coba yang dijalankan oleh pihak University Oxford, dilaporkan melihat keefektifan beberapa perawatan lain, dan merupakan yang pertama tunjukkan bahwa steroid deksametason yang tersedia secara luas, dapat menyelamatkan nyawa dari orang sakit parah dengan COVID-19. 

Studi aspirin ini tidaklah menunjukkan perubahan signifikan pada risiko pasien berkembang menjadi ventilasi mekanis invasif. Pihak Oxford mengatakan hasilnya akan dipublikasikan pada portal online medRxiv, dan telah diajoukan untuk dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau oleh rekan sejawat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X