Tradisi Unik Pernikahan Romawi Kuno, Mempelai Wanita Wajib Kurban Babi Untuk Para Dewa

- Senin, 31 Oktober 2022 | 16:00 WIB
Ilustrasi prosesI pernikahan Romawi (Italy Magazine)
Ilustrasi prosesI pernikahan Romawi (Italy Magazine)

Serupa di masa kini, pernikahan di zaman Romawi kuno juga memiliki serangkaian aturan dan tradisi. Pelaksanaan keduanya di atur sesuai dengan jenis pernikahan yang dilangsungkan.

Dikutip dari Wondrium Daily, ada dua jenis pernikahan di Roma kuno yaitu 'dengan tangan' dan 'tanpa tangan'.

Dalam pernikahan 'dengan tangan', perempuan tidak memiliki hak hukum apa pun. Properti mereka dipindahkan ke suami dalam bentuk mahar. Bahkan suami mereka, secara teori, memiliki kekuatan hidup dan mati atas mereka.

Sementara dalam pernikahan 'tanpa tangan', tidak ada mahar dan wanita memiliki tingkat kebebasan tertentu dibandingkan dengan pernikahan 'dengan tangan'.

 Baca juga: 5 Tradisi Pernikahan Unik di Dunia, Ada Dilempari Kotoran

Suami mereka tidak mengontrol mereka sepenuhnya. Sebaliknya, mereka tetap berada di bawah kendali kerabat laki-laki terdekat mereka yang berpengaruh.

Sejak abad ke-1 M dan seterusnya, pernikahan 'tanpa tangan' ini menjadi lebih populer sebab memberikan lebih banyak kebebasan pada wanita.

Tradisi Pernikahan Romawi

-
Ilustrasi proses kurban babi di pernikahan Romawi (Factsanddetails)

Setelah seorang wanita menyatakan bahwa dia milik keluarga suaminya, seekor babi atau seekor domba dikorbankan untuk sebagian besar diberikan kepada Dewa. Sisanya dibagi di antara semua yang hadir.

Menjelang malam, seluruh tamu pesta akan berangkat dalam prosesi obor ke rumah mempelai pria, menyanyikan himne untuk Hymen alias Dewa Pernikahan.

Baca juga: Tradisi Pernikahan Skotlandia Ini Melumuri Mempelai dengan Kotoran

Sebuah contoh dari jenis himne yang dinyanyikan ditulis oleh penyair Catullus. Bunyinya “Kamu yang berdiam di Gunung Helicon, kamu yang adalah putra Urania, kamu yang memberikan kepada seorang suami seorang perawan yang lembut … tanpa restumu tidak ada rumah yang dapat memiliki keturunan."

Saat prosesi pernikahan berlangsung kacang-kacangan berserakan di antara kerumunan dan para tamu pernikahan juga meneriakkan kata-kata kotor saat mereka melanjutkan perjalanan. Ini dimaksudkan sebagai ‘mantra’ pencegah nasib jahat.

Di pintu rumah juga, pengantin pria menjemput pengantin wanita dan membawanya melewati ambang pintu untuk mencegahnya tersandung, yang akan menjadi pertanda buruk—sebuah ritual yang berlanjut hingga hari ini.

Dia kemudian akan memberi istrinya api dan air, untuk menunjukkan penggabungan formalnya di dalam rumah. Para tamu akan menemani mereka berdua ke kamar tidur, menyanyikan lagu-lagu. Sejak saat itu, tugas utama seorang istri adalah memberi suaminya anak-anak, terutama anak laki-laki.
 
 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X