Kisah Simo Hayha, Sniper Berwajah Rusak yang Dijuluki 'White Death' oleh Tentara Soviet 

- Kamis, 5 Mei 2022 | 20:18 WIB
Simo Hayha, Sniper Berwajah Rusak yang Dijuluki 'White Death' (Wikipedia).
Simo Hayha, Sniper Berwajah Rusak yang Dijuluki 'White Death' (Wikipedia).

Seorang penembak jitu bernama Simo Häyhä sempat dijuluki "The White Death" oleh tentara Soviet pada perang musim dingin di tahun 1939 lalu. Ia adalah seorang tentara Finlandia yang punya isnting tajam, namun harus menerima resiko tertembak di bagian wajahnya.

Mengutip Wikipedia, ia adalah seorang petani dan pemburu yang telah melewati masa wajib militer 1 tahunnya.

Ketika Uni Soviet menyerang Finlandia tahun 1939 dalam Perang Musim Dingin, ia memutuskan untuk membantu Finlandia.

Julukan The White Death yang disematkan untuk Simo Hayha bukanlah sembarang julukan. Ia mendapatkan julukan tersebut karena semua aksinya dilakukan di saat musim salju berlangsung.

-
Simo Hayha, Sniper Berwajah Rusak yang Dijuluki 'White Death' (Wikipedia).

 

Di saat orang normal kesulitan di saat musim salju, Simo Hayha, dengan tenang dan tepat, berhasil menjatuhkan ratusan orang dengan senapannya.

Simo Hayha berhasil membuat rekor 705 korban. Seorang penembak jitu yang mengagumkan, sebanyak 505 korban ia tembak menggunakan senapan, dan sisanya ditembak menggunakan sub-machine gun.

Namun sebuah kejadian naas terjadi. Pada tanggal 6 Maret 1940, Hayha terluka parah setelah peluru peledak yang ditembakkan oleh seorang tentara Tentara Merah mengenai rahang kiri bawahnya.

Setelah pertempuran, karena dia tampak mati, dia ditempatkan di atas tumpukan mayat. Seorang rekan prajurit, di bawah perintah dari komandannya, mencari Häyh, melihat kaki berkedut di antara tumpukan dan menemukan Häyh hidup, meskipun tidak sadarkan diri. 

-
Simo Hayha. (Wikipedia).

Dia dievakuasi oleh rekan-rekan tentara yang mengatakan bahwa "setengah wajahnya hilang". Peluru telah mencabut rahang atas, sebagian besar rahang bawah, dan sebagian besar pipi kirinya.

Rumor kematian Häyhä menyebar di Finlandia dan Uni Soviet. Dia sadar kembali seminggu kemudian pada 13 Maret, hari ketika perdamaian diumumkan. Dia membaca tentang kematiannya sendiri di surat kabar, dan mengirim surat ke surat kabar tersebut untuk memperbaiki kesalahpahaman tersebut. 

 Dia menghabiskan 14 bulan untuk pulih dari luka-lukanya dan menjalani 26 operasi. Setelah sembuh, Häyhä ingin berdinas di Perang Lanjutan (1941–1944). Namun, dia dipensiunkan karena parahnya cedera wajahnya.

Häyhä menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di panti jompo veteran perang di Hamina, di mana dia meninggal pada tahun 2002 pada usia 96 tahun. Ia dimakamkan di kota kelahirannya Ruokolahti. Dia tidak pernah menikah dan tidak memiliki anak.

Ia pun menutup usianya pada umur 96 tahun pada tahun 2002.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X