Tuol Sleng menjadi salah satu saksi bisu kekejam rezim Pol Pot di Kamboja pada tahun 1975.
Tuol Sleng adalah nama penjara yang digunakan rezim ini untuk menyekap musuh politik dan ribuan rakyat Kamboja yang tak berdosa.
Pol Pot bersama Khamer Merah, partai komunis Kamboja yang berhasil menguasai Kamboja mengubah Tuol Sleng yang sebelumnya adalah bangunan sekolah menjadi penjara.
Gedung-gedung ini diberi nama A, B, C, D yang semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot dan koleganya.
Penduduk yang awalnya menyambut baik Pol Pot bersama partainya berubah kejam.
Siapa saja yang melawan cita-cita Pol Pot, akan disiksa hingga dieksekusi terlebih kaum terpelajar dan elit.
Karena menurutnya mereka menghalangi keinginan Pol Pot menciptakan masyarakat kaum petani.
Pada masa itu, Tuol Sleng merupakan penjara terbesar di Kamboja dengan tembok seng berlapis dan dilingkari kawat berduri yang padat.
Kini Tuol Sleng menjadi museum untuk mengenang peristiwa keji dan pahit rakyat Kamboja itu.
Untuk menghormati korban, di tempat ini dipasang beberapa tanda yang melarang pengunjung tertawa.
Diperkirakan terdapat 17.000 orang meninggal dalam tragedi pembantaian di Tuol Sleng.
Bangunan-bangunan di Tuol Slengs sampai sekarang dilestarikan, karena menjadi aset yang tersisa dan bukti kekejaman dari Khmer Merah.