Menjadi seorang astronot bukanlah hal yang mudah, bahkan memerlukan usaha yang sangat keras untuk sekedar mampu bertahan hidup. Dalam aktivitas astronot, hal yang mungkin dianggap mustahil menjadi hal yang bisa saja terjadi.
Seperti yang baru-baru ini diungkapkan oleh para astronot, bahwa mereka memanfaatkan urine dan ragi untuk menjadi terobosan baru dalam perjalanan luar angkasa.
Dikutip howstuffworks, para astronot memang dipaksa untuk mampu melakukan yang namanya gerakan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). Yang mana Stasiun Luar Angkasa atau International Space Station (ISS) telah menggunakan teknologi untuk mendaur ulang.
Baca Juga: Nama Yuri Gagarin, Manusia Pertama ke Luar Angkasa Dihapus Dampak Rusia Invasi Ukraina
Salah satu teknologi di ISS ialah mesin daur ulang urine untuk menanggulangi ketersediaan air yang sedikit di luar angkasa. Berdasarkan penelitian yang dipresentasikan pada National Meeting & Exposition of the American Chemical Society atau ACS ke 254, urine manusia mempunyai manfaat lebih daripada sekedar didaur ulang.
Melainkan urine dimanfaatkan untuk digunakan kembali menjadi sebuah ekonomi atom. Ekonomi atom merupakan rancangan untuk mengatasi keterbatasan konsep tradisional dari hasiil dan jumlah produksi akhir yang digunakan untuk mengefisiensi reaksi kimia.
Pemanfaatan mikroorganisme juga dibutuhkan dalam proses ini yang bertujuan untuk mengubah substansi kimia pada urine serta karbon dioksida dari nafas yang dihembuskan menjadi bahan mentah, seperti plastik.
Oleh sebab itu, di samping urine juga diperlukan yang namanya ragi untuk membuat keberhasilan semua urin yang akan didaur ulang menjadi air dan bahan mentah lainnya.
Berbeda dengan ragi yang kita gunakan untuk memfermentasi gula menjadi alkohol. Ragi luar angkasa ini disebut dengan Yarrowia lipolytica yang dimodifikasi secara genetik.
Nantinya, urine dan ragi yang dimodifikasi tersebut akan menghasilkan produk seperti asam lemak omega 3 yang dibutuhkan astronot untuk melakukan perjalanan luar angkasa yang panjang.
