Momen Tumpeng Raksasa Ditenggelamkan ke Telaga Ngebel, Ternyata Ini Tujuannya

- Sabtu, 30 Juli 2022 | 16:55 WIB
Warga menenggelamkan tumpeng raksasa (Gayuh Satria/Z Creators)
Warga menenggelamkan tumpeng raksasa (Gayuh Satria/Z Creators)

Menutup rangkaian acara Grebeg Suro, warga Ponorogo menggelar tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel. Sebuah tumpeng raksasa atau buceng ditenggelamkan ke Telaga Ngebel, pada momen 1 Suro atau 1 Muharram.

Dalam tradisi ini warga menyiapkan 10 buceng. Dua buceng utama yakni Buceng Agung dan Buceng Purak tingginya hingga dua meter, lalu delapan buceng kecil lainnya yang ditaruh di atas nampan. Delapan buceng ini melambangkan Kecamatan Ngebel yang terdiri dari delapan desa. 

-
Buceng agung atau tumpeng raksasa nasi merah (Gayuh Satria/Z Creators)

Buceng Agung sendiri terbuat dari nasi merah sedangkan buceng purak berisi hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur-mayur. Buceng Agung inilah yang menjadi sesaji dan dilarung ke tengah Telaga Ngebel menggunakan perahu bambu.

Untuk delapan buceng kecil lainnya terbuat dari nasi putih lengkap dengan lauk-pauknya. Buceng-buceng ini nanti juga akan menjadi rebutan warga ketika buceng agung dilarung ke tengah telaga. 

-
Dua buah buceng, berisi nasi dan buah-sayur (Gayuh Satria/Z Creators)

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang ikut dalam ritual ini mengatakan bahwa tradisi ini sebagai bentuk pelestarian budaya, serta mengharap berkah dari Yang Maha Kuasa.

“Sesungguhnya maknanya adalah bagaimana kita bersedekah kepada bumi, bersedekah kepada alam semesta, mampu bersedekah kepada sesama,” kata Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo, Sabtu (30/7/2022).

-
Tumpeng dilarung ke dalam Telaga Ngebel (Gayuh Satria/Z Creators)

Giri berharap dengan bergantinya tahun Hijriyah ini dapat membawa kebaikan serta perubahan yang nyata pada Kabupaten Ponorogo.

“1 Muharram ini adalah tahun hijrah. Hijrah mindset, hijrah peradaban dan hijrah etos kerja serta hijrah kerukunan menjadi Ponorogo lebih baik,” ungkap Giri. 

Sementara itu salah satu pengunjung, Yusmaria Zulaica, merasa takjub dengan semangat warga Ponorogo untuk terus menjaga budaya nenek moyang. Selain menikmati indahnya Telaga Ngebel ia merasa penasaran bagaimana proses larungan di satu-satunya Telaga di Ponorogo tersebut. 

“Penasaran bagaimana larungan di Telaga Ngebel, baru pertama kali ini,” ucap Yusma. 

-
Kirab tumpeng raksasa (Gayuh Satria/Z Creators)

Sebelum tumpen raksasa ditenggelamkan, ritual terlebih dahulu diawali tari Gambyong dan diteruskan dengan kirab buceng mengelilingi Telaga Ngebel. Prosesi ini diikuti oleh ratusan masyarakat berpakaian layaknya bergodo atau prajurit jaman kerajaan.

Baru setelahnya, buceng agung dibawa ke tengah telaga untuk ditenggelamkan. 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

-
Z Creators

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X