Peneliti ungkap tanah di Mars layak untuk ditinggali dalam jangka panjang. Artinya, makhluk Bumi atau manusia mungkin bisa hidup di planet merah tersebut.
Tanah menunjukkan adanya air karena terbentuk pH netral dengan penguapan air minimal. Air di kawasan itu disebut sudah ada sejak sekitar 3,8 miliar lalu.
Diketahui, sejak September 2021 lalu, robot penjelajah Perserverance telah diterjunkan di Mars.
Robot tersebut kemudian menyendok tanah dan sejumlah atmosfer di Mars ke dalam tabung titanium. Lalu, meterial tersebut disimpan untuk dijadikan bahan penelitian oleh ilmuwan di Bumi.
"Sampel yang dikumpulkan Perseverance akan memberikan kronologi kunci untuk pembentukan Kawah Jezero," kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi Direktorat Misi Sains NASA di Washington.
Thomas mengatakan, membawa kembali sampel dari kawah Maras dapat memberikan kepastian. Kini NASA sedang melakukan misi pengembalian sampel Mars bersama Badan Antariksa Eropa.
"Pertemuan publik akan mencakup pengarahan tentang status proses Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional untuk program yang diusulkan, sert tujuan dan sasaran ilmiahnya," demikian pernyataaan NASA pada 29 April lalu.
Mars memiliki banyak radiasi
Sementara itu, dikutip dari Sciencealert, penjelajah seperti Curiosity dan Perseverance pada Juni lalu sempat mengungkapkan bukti baru bahwa ada banyak radiasi yang bisa membahayakan manusia di mars.
Bagian mars layak huni setidaknya berada di 2 meter bawah tanah. Hal tersebut karena Mars dengan kurangnya medan magnet dan atmosfer tipis yang berakitan pada dosis radiasi kosmik yang jauh lebih tinggi di permukaannya.
Ilmuwan menyebut bahwa radiasi kosmik menghancurkan asam amino.
"Misi penjelajah Mars saat ini mengebor hingga sekitar 5 cm. PAda kedalaman itu, hanya perlu dua tahun untuk menghancurkan asam amino sepenuhnya. Penambahan perklrorat dan air meningkatkan laju penghancuran asam amino lebih jauh lagi," kata fisikawan Alexander Pavlov dari Goddard Space Flight Center NASA.