Pada 18 Januari 2000, warga yang tinggal tak jauh dari Danau Tagish, Kanada tiba-tiba melihat cahaya secepat kilat jatuh dari atas langit, selang beberapa detik kemudian, terdengar suara ledakan yang amat kuat.
Warga sekitar yang penasaran langsung mendatangi danau, tempat suara ledakan itu berasal. Namun pada saat itu, warga tidak melihat ada apa-apa yang terjadi.
Tak lama kemudian, peneliti, baik lokal maupun mancanegara langsung turun ke lokasi untuk melakukan penelitian terhadap suara ledakan itu yang diduga merupakan objek luar angkasa yang terjatuh.
Setelah diteliti, ternyata cahaya dan suara ledakan itu adalah meteorit, benda luar angkasa yang jatuh ke permukaan bumi, yang kala itu jatuh di Danau Tagish, Kanada.
Tim peneliti dari Tohoku University Jepang mengidentifikasi bahwa meteorit itu merupakan jenis batuan chondrite karbo, batuan yang berasal dari sebuah asteorid yang berada di antara Mars dan Jupiter.
"Kami mengamati partikel kecil magnetik di meteorit tersebut dengan menggunakan mikroskop elektron. Hasilnya, kami menemukan adanya unsur kristal koloid," ungkap pemimpin penelitian dari Tohoku University, Yuki Kimura dilansir Live Science.
Yuki Kimura menjelaskan bahwa kristal koloid itu berubah wujud menjadi air setelah terjadinya proses penguapan. Dari proses penguapan itu, mereka menyimpulkan bahwa air yang berada di induk asteroid sudah mulai menghilang sejak periode awal pembentukan Tata Surya.
"Setelah melakukan analisis, kami mendapat titik terang bahwa pada tahap awal terbentuknya Bumi, kandungan air di Bumi dipasok oleh asteroid. Kira-kira sekitar 4,6 miliar tahun lalu," terang dia.
