Wanita Cianjur Diusir karena Punya 2 Suami, 5 Suku di Dunia Ini Bolehkan Praktik Poliandri

- Senin, 16 Mei 2022 | 15:33 WIB
Ilustrasi Poliandri. (Society and Culture)
Ilustrasi Poliandri. (Society and Culture)

Praktik poliandri merupakan praktik yang cukup tabuh dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya praktik ini dianggap melecehkan wanita yang memiliki pasangan lebih dari satu.

Namun, bagi beberapa suku di dunia justru mengalami keterbalikan. Pasalnya wanita boleh memiliki suami lebih dari satu dan bahkan suami-suami tersebut juga bisa saja berasal dari orang terdekat suami pertamanya.

Lantas, suku apa sajakah itu? Berikut INDOZONE rangkum dari beberapa sumber mengenai suku yang memperbolehkan wanita memiliki suami lebih dari satu.

Baca Juga: Tak Biasa! Tubuh Wanita Ini Keluarkan 'Aroma Bunga', Wangi Semakin Kuat saat Menstruasi

5 Suku yang Perbolehkan Praktik Poliandri

1. Suku Toda, India

-
Suku Toda, India. (The Hindu)

Dalam budaya suku Toda, setiap wanita yang ingin menikah harus bersiap juga menikahi saudara dari suami yang ingin dinikahinya. Wanita tersebut semula akan menikahi anak pertama, lalu berikutnya menikahi seluruh saudara laki-laki dari suaminya dalam beberapa waktu yang berbeda.

Budaya ini disebut dengan poliandri fraternal yang mana merupakan sebuah tanggung jawab sang wanita untuk membawa keluarga dari laki-laki tersebut.

2. Suku Maasai, Kenya

-
Suku Maasai, Kenya. (Africanism Network)

Suku yang mendiami wilayah danau-danau besar Kenya ini memang sangat dikenal melakukan praktik poligami maupun poliandri. Praktik poliandri suku ini sendiri memiliki hal yang cukup unik yakni jika seorang wanita menikah secara otomatis ia juga akan menikahi teman sebaya dari suaminya.

Artinya, jika teman suaminya tersebut datang berkunjung ke rumah, nantinya sang suami harus merelakan ranjangnya untuk para temannya tersebut. Jika sang istri hamil, maka anak tersebut tetap diakui sebagai anak dari sang suami.

3. Suku Guanches, Kepulauan Chanary

Suku yang satu ini merupakan suku asli yang mendiami wilayah Kepulauan Chanary. Latar belakang suku ini memperbolehkan poliandri lantaran bencana kelaparan di abad ke-14 dan 15 yang menewaskan banyak wanita. Hal ini membuat penduduk Chanary mengalami ketimpangan gender.

Akibatnya, wanita di Kepualaun Chanary boleh menikahi pria lebih dari satu. Namun, meski begitu terdapat pula aturan maksimal yang bisa dilakukan oleh wanita yakni hanya bisa menikahi maksimal 5 orang pria saja.

4. Suku Mosuo, China

-
Suku Mosuo, China. (China Plus)

Suku yang mendiami wilayah Pegunungan Himalaya ini juga tak kalah penting dalam praktik poliandri. Dimana mereka menerapkan prinsip matrelineal. Permasalahannya ialah lantaran para pria dari suku tersebut dulunya mengalami kemiskinan yang menyebabkan mereka harus menjadi pengemis di malam hari memohon kebaikan wanita untuk memberi mereka makan.

Dari sanalah, para pria menawarkan jika mereka siap menjadi suami kedua atau seterusnya asal mereka mampu mendapatkan hidup dari wanita tersebut. Disinilah para wanita berhak memilih apakah ia akan menerima pria tersebut atau tidak.

5. Penduduk Tibet, China

Alasan yang paling mendasari penduduk Tibet melakukan poliandri ialah kebutuhan tenaga pria yang dibutuhkan untuk menggarap lahan di atas pegunungan. Akibatnya para wanita harus siap melayangi banyak pria yang akan dijadikan sebagai suami mereka.

Sama seperti suku Toda, penduduk tibet ini nantinya akan bekerjasama dalam melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, semua saudara laki-laki memiliki hak yang sama untuk dapat berhubungan intim dengan sang istri.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X