Diperingati Setiap 6 Januari, Ini Sejarah Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia

- Kamis, 6 Januari 2022 | 17:46 WIB
Ilustrasi anak-anak di Asia (Pixabay)
Ilustrasi anak-anak di Asia (Pixabay)

Setiap 6 Januari, diperingati Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia, peringatan yang diperuntukkan bagi jutaan anak yang kehilangan orang tua akibat perang di seluruh dunia.

Adalah SOS Enfants en Detresse, sebuah organisasi kemanusiaan asal Prancis yang berfokus pada perlindungan anak-anak yang menjadi korban perang dan konflik yang mengusulkan peringatan hari tersebut.

Dilansir National Day, anak-anak yang kehilangan orang tua akibat perang mengalami masalah mental dan emosional yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan, anak korban perang bisa mengalami gizi buruk yang mendatangkan penyakit.

Perlindungan terhadap anak yatim telah ada sejak tahun 400 SM. Kala itu, Bangsa Romawi sudah membentuk panti asuhan pertama yang diperuntukkan bagi anak para janda.

Selain dirawat, anak para janda itu juga difasilitasi pelatihan militer sampai usia 18 tahun.

Lalu pada 1741, The Founding Hospital menjadi lembaga amal pertama yang mendirikan rumah sakit yang khusus untuk melayani anak-ank yatim.

Memasuki era 1800-an, konsep panti asuhan semakin populer dan dijadikan tempat alternatif untuk menampung, merawat, dan melindungi anak-anak yang kehilangan orang tuanya atau anak kurang beruntung lainnya.

Ketika Perang Dunia II berkecamuk di era 1900-an, terjadi peningkatan besar-besaran jumlah anak yatim dan piatu di sejumlah negara. Saat itu diperkirakan ada sebanyak 1.000.000 hingga 13.000.000 anak yang kehilangan orang tuanya yang menjadi korban perang.

Anak yatim menurut UNICEF

Organisasi kemanusiaan milik PBB, UNICEF mengartikan anak yatim sebagai anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya.

Menurut UNICEF, anak yatim yang kehilangan orang tua akibat perang akan mengalami kehidupan yang lebih sulit. Oleh karena itu, Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia perlu diperingati untuk semakin menyadarkan manusia akan keberadaan mereka.

UNICEF memperkirakan ada hampir 140 juta anak yatim dan piatu yang tersebut di berbagai belahan dunia pada 2015 lalu.

Adapun penyebaran anak yatim korban perang di Asia ada 61 juta orang, Afrik (52 juta orang), Amerika Latin  dan Karibia (10 juta orang), dan Eropa Timur serta Asia Tengah (7,3 juta orang).

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X