Hari Ini dalam Sejarah 13 Januari: Astronom Galileo Galilei Temukan Callisto di Jupiter

- Kamis, 13 Januari 2022 | 17:03 WIB
Satelit Callisto (Istimewa)
Satelit Callisto (Istimewa)

Pada 13 Januari 1610, hari ini 410 tahun yang lalu, Galileo Galilei, seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia menemukan bulan Callisto yang kelak disebut sebagai satelit terbesar ketiga di sistem Tata Surya dan terbesar kedua di sistem Jupiter setelah Ganymede.

Kala itu, Galileo tidak hanya menemukan Callisto, tetapi bulan Jupiter lainnya seperti Lo, Europa dan Ganymede. Saat itu dia mengakui bahwa bulan-bulan yang ditemukannya itu muncul dan menghilang.

Gejala-gejala yang dipantaunya pada masa itu diperkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga dia membuat kesimpulan bahwa benda-benda itu mengorbit Jupiter.

Ditemukan secara tidak sengaja

Sumber menyebutkan bahwa Galileo menemukan keempat bulan tersebut secara tidak sengaja. Diceritakan bahwa saat itu dia sedang memperbaiki teleskopnya, namun teleskopnya kala itu bisa menangkap objek yang lebih jauh jika dibandingkan dengan jangkauan sebelumnya.

Sontak penemuan Galileo itu menjadi sorotan karena mematahkan teori Ptolemius atau Ptolemaic world system atau teori geosentris yang berpendapat bahwa semua benda-benda di luar angkasa mengorbit Bumi.

Nama Callisto

Penamaan Callisto itu diambil dari nama putri Likaon Dewa Zeus yaitu Calliston yang diusulkan oleh seorang astronom Jerman bernama Simon Marius tak lama setelah penemuan bulan ini.

Namun sayangnya, hingga pertengahan abad ke-20, nama-nama bulan temuan Galileo itu tidak disukai dan tak banyak yang mau menggunakannya. Dalam buku astronomi awal misalnya, Callisto disebut Jupiter IV atau "satelit keempat Jupiter.

Tentang Callisto

Callisto sendiri memiliki diameter kurang lebih sekitar 99 persen diameter planet Merkius namun berat massanya hanya sekitar sepertiganya. Callisto mengorbit dengan jari-jari orbit sekitar 1.880.000 km dari Jupiter.

Callisto terdiri dari batu dan es dengan rata-rata berat sekitar 1,83 g/cm3. Senyawa di permukaan yang dideteksi dengan spektroskopi meliputi es cairan, karbon dioksida, silikat, dan senyawa organik.

Berdasarkan penelitian dari wahana Galileo, Callisto mungkin terdapat inti yang terdiri dari silikat dan samudra cairan di bawah permukaan dengan kedalaman lebih dari 100 km.

Permukaan Callisto dipenuhi oleh kawah tubrukan dan sangat tua. Tidak ada tanda-tanda terjadinya anggota endogenik seperti tektonika lempeng atau vulkanisme, dan evolusi Callisto diduga sangat dipengaruhi oleh tubrukan.

Ciri permukaan yang penting meliputi struktur cincin ganda, kawah tubrukan, dan serangkaian kawah (catenae) serta gawir, punggung bukit dan endapan yang terkait.

Dalam skala kecil, permukaan Callisto bervariasi dan terdiri dari endapan beku yang kecil dan cerah di puncak ketinggian yang dikelilingi oleh bahan gelap di bawahnya. Hal itu terbentuk diduga dari suatu peristiwa degradasi bentang dunia yang didorong oleh sublimasi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X