Mengenang Bentrokan Berdarah TNI vs Polisi di Binjai, Dahsyat Bak Perang Kota Sungguhan

- Sabtu, 27 Agustus 2022 | 19:53 WIB
Ilustrasi warga melintas di depan mobil Baracuda. (Antara Foto/M Agung Rajasa)
Ilustrasi warga melintas di depan mobil Baracuda. (Antara Foto/M Agung Rajasa)

Peristiwa berdarah bentrokan antara TNI dan Polisi pernah terjadi di Kota Binjai, Sumatera Utara pada 30 September 2002.

Insiden bentrokan ini benar-benar seperti perang sungguhan melibatkan unit Bataliyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia (Yonif Linud 100/PS) dengan korps Brimob Polda Sumut yang sama-sama bermarkas di Binjai. 

Penyebabnya sebenarnya sepele saat polisi menangkap seorang pemuda yang membawa narkoba. Anggota TNI meminta pemuda itu dibebaskan, tentu saja polisi menolak. TNI yang marah menyerang perwira polisi dan dibalas tembakan anggota Polres Binjai.

Tak terima, puluhan rekan anggota TNI itu menyerang markas Brimob yang berada di Jalan Medan-Binjai. Markas ini pun kemudian nyaris rata dengan tanah karena terjadi penyerangan dan aksi pembakaran.

Aksi perang kota ini begitu mencekam karena terjadi insiden tembak menembak semalaman. Akibat insiden ini, 10 Orang tewas dalam bentrokan ini. Tiga diantaranya warga sipil.

-
Ilustrasi kendaraan TNI blokir jalan. (FOTO ANTARA/Didot)

 

Peristiwa ini membuat gempar publik secara nasional hingga membuat Kapolri dan Kepala Staf TNI AD harus turun tangan. Kepala Staf AD Jenderal TNI saat itu Ryamizard Ryacudu dan Kapolri Jenderal Da`i Bachtiar bahkan turun untuk ketegangan.

Kepala Staf TNI AD Jenderal Ryamizard Ryacudu bahkan harus mengambil tindakan tegas. 20 Anggota Yonif Linud 100 dipecat tidak hormat. Komandan batalyon juga dicopot dan markas batalyon dikosongkan selama setahun.

Akibat peristiwa ini Bataliyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia disingkat Yonif Linud 100/PS dibekukan selama 5 bulan. Bataliyon ini kemudian diaktifkan kembali pada tanggal 22 Desember 2003 dengan nama baru Yonif 100/Raider Kodam I/Bukit Barisan. Personel Yonif 100 terdiri dari 747 anggota yang dibagi dalam 5 kompi. 

Kronologi bentrokan berdarah di Binjai

Sepanjang Minggu 29 September 2002, markas Bataliyon Linud 100 tampak lengang. Kebanyakan prajurit, terutama yang lajang, berada di luar markas. Setiap Sabtu sore hingga Minggu malam, tentara di sana mendapat izin bermalam di luar markas.

Markas Batalyon itu berada di desa Namu Ukur, kecamatan Namu Sira-Sira, sebuah daerah pinggiran yang penduduknya didominasi orang Karo dan Jawa. Namu Ukur berjarak 10,5 kilometer dari Binjai. Di sana banyak kebun sawit, kelapa, dan karet.

-
Ilustrasi prajurit TNI. (Dok Warga)

 

Markas Linud 100/PS dilengkapi dengan kantor, asrama tinggal, dan lapangan luas untuk latihan. Sekitar 700-an personilnya dibagi lima kompi: Kompi Senapan A, Kompi B, Kompi C, Kompi Bantuan dan Kompi Markas. Sekitar satu kompi pasukan Linud 100 saat itu sedang siap-siap berangkat melakukan operasi di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X