Jika di Bumi kita terbiasa mengukur jarak antar sebuah benda atau lokasi menggunakan satuan meter hingga kilometer, beda cerita jika kita mengukur jarak antar planet di Tata Surya dan juga antariksa.
Pernahkah kamu mendengar tahun cahaya? Ya, satuan ini memang kerap digunakan untuk mengukur jarak antar planet di ruang antariksa. Dikutip dari Live Science, satuan cahaya digunakan untuk mengukur jarak yang didasarkan pada kecepatan cahaya dalam menempuh suatu jarak.
Baca Juga: 4 Planet dan Bulan Akan Berbaris Seperti Iring-iringan Bebek di Danau Akhir Pekan Ini
Seperti yang kita ketahui, cahaya dapat bergerak dengan sangat cepat karena cahaya adalah objek tercepat di alam semesta. Nah, cahaya bisa menempuh jarak 299.729,458 kilometer per detik yang bisa diartikan menjadi 300.000 kilometer per detik.
Mengapa hanya berlaku di ruang angkasa?
Pengukuran tahun cahaya hanya berlaku untuk benda-benda ruang angkasa. Seperti contoh, jarak Bumi ke Bulan kira-kira sejauh 384.472 kilometer, sementara jarak Bumi dengan Matahari lebih jauh lagi yakni 149 Juta kilometer.
Nah, apabila dituliskan dengan jarak yang sangat jauh tersebut, tentunya tidak praktis dalam penulisan. Itulah sebabnya mengapa menyebutkan jarak antar benda angkasa yang ada di antariksa menggunakan tahun cahaya.
Bisa melihat masa lalu
Selain mengukur jarak benda langit dan ruang angkasa, tahun cahaya juga mampu digunakan untuk melihat masa lalu. Cahaya bergerak sangatlah cepat hingga 300.000 kilometer per detik.
Nah, ternyata semakin jauh jarak suatu objek dari Bumi, maka semakin jauh pula lah masa lalu kita melihat benda antariksa tersebut. Contohnya Matahari yang jaraknya 8,3 menit cahaya dengan Bumi, dimana cahaya Matahari membutuhkan waktu 8,3 menit untuk mencapai Bumi. Hal tersebut berarti bahwa kita selalu melihat Matahari saat ini telah terjadi sekitar 8,3 menit yang lalu.
