Pablo Picasso merupakan seorang seniman yang terkenal dalam aliran kubisme dan dikenal sebagai pelukis revolusioner pada abad ke-20. Banyak karyanya yang cukup berpengaruh bagi perkembangan dunia saat ini.
Di samping itu, ada hal menarik yang bisa diulik dari Pablo Picasso. Ia dikenal sebagai seniman yang memiliki nama terpanjang di dunia. Pria yang lahir di Malaga, Spanyol pada tahun 1881 itu dibaptis dengan nama yang cukup panjang.
Nama itu, yakni "Pablo Diego José Francisco de Paula Juan Nepomuceno María de los Remedios Cipriano de la Santísima Trinidad Mártir Patricio Clito Ruíz y Picasso". Meski demikian, dilansir dari Museum of The World, nama itu memiliki serangkaian nama untuk menghormati berbagai santo dan kerabat.
Ayah Pablo Picasso juga seorang pelukis dan guru seni. Ia mulai mengajarkannya kemampuan menggambar dan melukis ketika masih kecil dan pada usia 13 tahun, tingkat keahliannya telah melampaui ayahnya.
Kisah menarik lainnya, Picasso memiliki hubungan yang tak terhitung jumlahnya dengan pacar, gundik, serta pelacur selama hidupnya, dan ia telah menikah dua kali. Bahkan Picasso menjadi seorang ayah dari empat anak.
Baca juga: Times Square Killer: Kisah Nyata Pembunuhan di New York oleh Richard Cottingham
Seniman terkenal itu meninggal pada 8 April 1973, pada usia 91, di Mougins, Prancis. Tidak diragukan lagi salah satu pelukis paling terkenal dan berpengaruh di abad ke-20 itu tidak meninggalkan keinginan dan harta karun sekitar 70.000 karya seni dalam berbagai media, termasuk patung, keramik, mosaik, desain panggung, dan seni grafis.
"Hampir tidak ada gerakan abad ke-20 yang dia tidak menginspirasi, berkontribusi atau - dalam kasus Kubisme, yang dalam salah satu kolaborasi besar sejarah seni, dia ciptakan bersama dengan Georges Braque - melahirkan (karya seni baru)," kata Hughes seorang kritikus seni.
Pada tahun 1907 Picasso melukis Les Demoiselles d'Avignon, keberangkatan radikal dari ide-ide artistik dari zaman sebelumnya dan sekarang dianggap sebagai karya paling signifikan dalam perkembangan menuju kubisme dan abstraksi modern.
Pada tahun 1937 pengeboman kota Guernica di Spanyol mendorongnya untuk memproduksi lukisan tenggara keduanya, Guernica, sebuah kutukan alegoris yang berapi-api terhadap fasisme dan perang. Lama dipegang oleh Museum of Modern Art di New York City, karya tersebut dipindahkan ke Prado Spanyol pada tahun 1981, dan dipindahkan ke Museum Reina Sofia, Madrid pada tahun 1992.