Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua.
Makanan ini berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar.
Biasanya, papeda disajikan bersama ikan tongkol kuah kuning.
Yuk intip dulu fakta-fakta seputar papeda menurut Charles Toto alias Chato yang dikenal dengan sebutan Jungle Chef seperti dilansir Antara.
1. Cara Mengambil Papeda
Mengambil papeda perlu trik tersendiri. Di acara adat Papua, alat mengambil yang wajib digunakan adalah hiloi, berupa garpu besar.
Cara mengambilnya, genggam 2 garpu masing-masing di tangan kiri dan kanan, benamkan kedua garpu ke papeda, tarik garpu ke atas dengan posisi horizontal, lalu gulung papeda di garpu kiri dan kanan hingga membentuk gumpalan agak besar dan transfer ke piring.
Ada yang menggulungnya ke arah dalam, ada yang ke arah luar. Arah menggulung ini bisa menunjukkan asal daerah seseorang.
2. Bebas Gluten dan Rendah Gula
Tanpa perlu repot-repot mencari produk gluten free impor, papeda bisa menjadi solusi.
Selain itu, papeda juga rendah gula, sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita diabetes atau orang yang sedang ingin menurunkan berat badan.
3. Ada Papeda Versi Lontong
Jika biasanya kita melihat papeda berbentuk bubur, ternyata ada yang versi lontong, namanya papeda bungkus.
Proses pembuatannya seperti papeda biasa. Setelah matang, papeda dibungkus daun pisang atau daun fotovea (dalam bahasa Sentani disebut waibu) sehingga punya aroma yang khas.
Daya simpan papeda bungkus ini bisa sampai 1 bulan. Bahkan tidak perlu disimpan di kulkas atau dihangatkan, cukup taruh di meja saja.
4. Bisa Dikonsumsi Bayi 6 Bulan
Chef Chato mengatakan papeda sudah bisa dikonsumsi bayi berusia 6 bulan (sedang MPASI).
Bagaimana cara menyuapkan papeda untuk bayi? Setelah matang, masukkan papeda ke dalam air dingin yang bersih hingga teksturnya jadi lebih kental dan bisa dipotong-potong.