Fakta Kartini, Tokoh Emansipasi yang Diragukan Gelar Kepahlawanannya

- Kamis, 21 April 2022 | 04:41 WIB
Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini. (Wikipedia).
Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini. (Wikipedia).

Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini, hari dimana kita diajak untuk mengenang jasa seorang perempuan bernama lengkap Raden Ajeng Kartini yang disebut sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia. 

Mengutip berbagai sumber, Kartini ditetapkan oleh Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Penetapan tersebut juga dibarengi dengan penetapan hari lahir Kartini sebagai hari besar.

Kisah RA Kartini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya bagi kaum wanita. Namun, sosoknya masih diliputi sejumlah kontroversi, termasuk yang mempertanyakan mengapa dirinya dijadikan pahlawan.

Surat-surat Kartini yang diragukan.

-
Surat-surat Kartini yang diragukan. (Istimewa).

Kartini memang rajin menulis, baik dalam bentuk surat pribadi maupun artikel. Setlah ia meninggal, surat-surat Kartini yang ditulisnya untuk teman-temannya di Negeri Belanda dan berisi pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan wanita  dikumpulkan oleh Mr. J. H. Abendanon. lalu diterbitkan pada tahun 1911 dengan judul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). 

Namun, adda kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat itu ditulis oleh Kartini. Ada dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

Kecurigaan ini timbul karena memang buku Ajeng Kartini atau RA Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis.

Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya.

Penetapan Kartini sebagai pahlawan dari dijadikan hari besar diperdepatkan.

-
Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini. (Wikipedia).

Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini seperti Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika dan lain-lain.

Menurut mereka, wilayah perjuangan Ajeng Kartini atau RA Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X