Taktik perang gerilya adalah salah satu strategi perang yang banyak digunakan selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an.
Taktik seperti ini cukup membantu digunakan untuk menyerang musuh dengan jumlah besar yang tidak menguasai medan.
Dengan menguasai medan mereka dapat melakukan penahanan sandera, pembunuhan, berlatih sampai menjadi mata-mata. Sehingga musuh dapat menyerang secara tersembunyi tanpa ketahuan oleh target.
Salah satu perang gerilya yang cukup membuat pihak lawan gentar adalah pasukan gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Ia memimpin gerilya dari atas tandu karena kondisinya yang lemah akibat Bronchitis yang ia derita.
Taktik gerilya Jenderal Sudirman ini bahkan telah ditetapkan sebagai sarana pengembangan semangat persatuan (esprit de corps) bagi tentara Indonesia.