Bukan Hal Tabu, Perkawinan Sedarah Pernah 'Dicontohkan' Dewa Yunani dan Romawi Kuno

- Selasa, 25 Oktober 2022 | 17:30 WIB
Guci Amphora Yunani yang menggambarkan beberapa aktivitas seksual di Yunani Kuni (The British Museum)
Guci Amphora Yunani yang menggambarkan beberapa aktivitas seksual di Yunani Kuni (The British Museum)

Dewasa ini hubungan perkawinan sedarah (inses) sangat ditentang. Tak hanya dalam norma agama, aturan hukum pun melarang praktik perkawinan sedarah.

Namun siapa sangka, pernikahan antar saudara dulu pernah begitu lazim di era Yunani dan Romawi kuno. Bahkan praktiknya pernah dicontohkan dewa.

Mia Forbes, seorang sejarawan klasik, pernah menulis bahwa orang-orang Yunani tidak memiliki kata untuk inses. Tetapi mereka menyebut istilah metrokoites untuk seorang pria yang tidur dengan ibunya, hingga thugatromixia yang berarti tindakan tidur dengan putrinya sendiri.

Dari Romawi barulah didapati istilah modern 'inses' atau 'incest', yang berasal dari kata Latin 'insestum' atau 'incestum'.

"'Incestum' secara harfiah berarti sesuatu yang tidak castum, atau tidak murni, dan oleh karena itu mengacu pada seluruh aktivitas seksual yang dianggap melanggar batas moral, agama, atau hukum," tulisnya seperti dikutip dari The Collector.

Catatan itu juga menyebutkan bahwa mitologi Yunani maupun Romawi sangat memaklumi inses. Bahkan praktiknya sangat lazim yang terjadi di antara para dewa mereka. 

Namun yang harus diingat, dewa-dewa klasik bukanlah model moralitas dan kebaikan yang kita kaitkan dengan kata 'tuhan' sekarang. 
Sebaliknya, mereka masing-masing adalah karakter independen dengan kekuatan mereka sendiri dan sifat buruk mereka sendiri.

Baca juga: Kisah Horror Keluarga Whitaker yang Halalkan Perkawinan Sedarah, Keturunannya Jadi Autis

"Orang-orang Yunani atau Romawi kuno tidak akan bertujuan untuk meniru tindakan atau perilaku para dewa dalam kehidupan mereka sendiri.”

-
Ilustrasi perkawinan sedarah orang Romawi (Lawrence Alma-Tadema)

"Meskipun demikian, menarik untuk mempertimbangkan bagaimana penyimpangan seksual dari tokoh-tokoh Ilahi ini mungkin telah memengaruhi persepsi klasik tentang inses,” sambung Forbes.

Yunani dan Romawi Kuno Memperbolehkan Inses

Entah kisah para dewa itu memengaruhi orang-orang Yunani dan Romawi atau tidak, faktanya hukum Yunani kuno dan Romawi kuno pernah secara tegas membolehkan praktik perkawinan sedarah. 

Hukum dari dua negara-kota besar Athena dan Sparta di era Yunani kuno menunjukkan bahwa orang-orang Yunani diizinkan secara hukum untuk menikahi saudara kandung mereka sendiri.

Adapun di era Romawi, tidak jarang ada paman yang menikahi keponakan perempuannya. Praktik ini bahkah dilegalkan atau disahkan setelah Kaisar Claudius menikahi Agripina, putri saudara laki-lakinya.

Meski inses tidak dilarang oleh hukum, dan bahkan diperbolehkan dalam beberapa kasus, ini tidak berarti bahwa itu dipraktikkan secara luas atau dapat diterima secara sosial.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X