Jika anak dari hewan mamalia seperti jerapah langsung bisa berjalan beberapa menit setelah dilahirkan, berbeda ceritanya dengan burung.
Anak burung tidak bisa langsung terbang setelah menetas dari telur.
Hal ini mirip dengan bayi manusia yang membutuhkan proses hingga setahun untuk bisa berjalan.
Lantas, apakah anak burung juga diajari cara terbang oleh induknya seperti manusia mengajari anaknya berjalan?
Anak burung yang baru menetas dari telur dan belum bisa terbang akan berada di sarangnya untuk menunggu dicarikan makan oleh induknya.
Seperti manusia, burung juga akan belajar terbang karena adanya perpaduan naluri dan latihan.
Naluri di sini maksudnya anak burung akan mulai belajar terbang untuk mencari makanannya sendiri dan tidak mengandalkan induknya.
Meski burung identik dengan kemampuan terbang, ternyata bagi bayi burung, terbang adalah hal yang cukup sulit dilakukan, lho.
Awalnya, anak burung akan mulai mengepakkan sayapnya agar otot-otot sayap mulai cukup kuat untuk terbang.
Setelah itu, anak burung mulai akan melihat dan meniru cara induk atau burung di sekitarnya terbang.
Pada awal mereka belajar terbang, anak burung yang kebanyakan berusia 2 minggu biasanya akan jatuh dari sarangnya dan harus melompat-lompat untuk kembali ke sarangnya.
Kemudian, anak burung akan belajar merentangkan sayap sepenuhnya dan mempelajari cara menggunakan angin untuk mengangkat tubuh mereka.
Selain itu, anak burung juga akan belajar melayang di udara serta mendarat dengan terkendali dan baik di tempat akan hinggap.
Sering-sering mengepakkan sayap juga menjadi latihan bagi anak burung untuk membuat massa otot mereka lebih kuat sehingga dapat terbang lebih baik.
