Insiden Hotel Yamato, Pengibaran Bendera Merah Putih yang Mencekam Pemuda Surabaya

- Minggu, 19 September 2021 | 12:43 WIB
Ilustrasi Insiden Hotel Yamato. (Wikipedia)
Ilustrasi Insiden Hotel Yamato. (Wikipedia)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan dikeluarkannya maklumat pemerintahan Soekarno tanggal 31 Agustus 1945, ditetapkan lah bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih akan dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia.

Rupanya gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok tak terkecuali di kota Surabaya.

Pengibaran bendera merah putih di Surabaya pun menjadi sorotan para tentara Belanda yang masih tersisa di Indonesia yang memicu pertempuran pada 19 September 1945.

Hal itu bermulai lantaran barisan pemuda dari segala penjuru Surabaya yang membawa bendera Indonesia datang ke Tambaksari untuk menghadiri rapat raksasa yang diselenggarakan oleh Barisan Pemuda Surabaya.

Saat rapat tersebut berlangsung, lapangan Tambaksari penuh lambaian bendera merah putih disertai pekik 'Merdeka' yang diteriakkan oleh massa. Pihak Kempeitai yang telah melarang diadakannya rapat tersebut tidak dapat menghentikan dan membubarkan massa rakyat Surabaya tersebut.

Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya kemudian terjadi pada insiden perobekan bendera di Hotel Yamato (sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65, Surabaya.

Baca Juga:

Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan W. V. C. Ploegman pada malam hari tanggal 19 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya, di tiang tingkat teratas Hotel Yamato.

Para pemuda Surabaya yang melihatnya menjadi marah karena Belanda dianggap telah menghina kedaulatan Indonesia dan hendak mengembalikan kekuasannya di Indonesia.

-
Ilustrasi Insiden Hotel Yamato. (Wikipedia)

Soedirman yang merupakan Residen Daerah Surabaya Pemerintah Indonesia yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, datang melewati kerumunan massa untuk menyelesaikan persoalan bendera tersebut. Ia lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono.

Sebagai perwakilan RI ia berunding dengan Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato.

Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan.

Hingga Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Sudirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.

Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui berantakannya perundingan tersebut langsung mendobrak masuk ke Hotel Yamato dan terjadilah perkelahian di lobi hotel.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X