Pada 23 Januari 1556, tepat hari ini 466 tahun yang lalu, gempa bumi bermagnitudo 8,0-8,3 mengguncang Jiajing atau wilayah Shaanxi di era modern China. Gempa itu menewaskan hampir satu juta orang.
Dilansir History, tidak ada perhitungan tepat terkait berapa jumlah korban tewas akibat gempa di Shaanxi kala itu. Namun jumlahnya diperkirakan mencapai 830 ribu orang.
Dengan kekuatan gempa serta dampak hingga jumlah manusia yang menjadi korban, gempa Shaanxi tercatat sebagai gempa paling mematikan dalam sejarah dunia.
Gempa yang menurut penelitian mencapai magnitudo 8,0-8,3 itu terjadi pada malam hari. Lalu hingga keesokan harinya, terjadi sejumlah gempa susulan yang tak kalah besar.
Terjadi di kawasan padat penduduk
23 January 1556. The Shaanxi (aka Jiajing) earthquake occured in China. According to surviving imperial records, approximately 830,000 people lost their lives, making it the deadliest earthquake in recorded history. The property damage was huge but incalculable. pic.twitter.com/mJ4NnNnzRr
— Prof Frank McDonough (@FXMC1957) January 23, 2021
Dalam laporan Britannica disebutkan, jumlah korban tewas yang banyak karena gempa terjadi tepat berada di tengah-tengah kawasan padat penduduk.
Belum lagi kualitas bangunan rumah warga pada zaman itu sangat buruk sehingga tak heran jika sebagian korban tewas diakibatkan oleh reruntuhan bangunan rumah sendiri.
Selain tertimpa reruntuhan rumah, banyak juga warga yang tewas akibat tertimbun tanah longsor. Tanah longsor itu terjadi akibat getaran gempa yang sangat kuat.
Sejak kejadian itu, rumah-rumah warga yang semulanya dibuat dari batu diganti dengan bambu dan kayu agar lebih ringan dan tahan terhadap guncangan gempa.
Letak pusat gempa
Setelah dilakukan penelitian oleh ahli, pusat gempa itu terjadi di Lembah Sungai Wei, Provinsi Shaanxi atau tepatnya berada di Huaxian, Weinan dan Huayin.
Selain rumah warga yang roboh, gempa yang terjadi kala itu memicu terjadinya celah atau retakan di permukaan tanah dengan kedalaman yang mencapai 1,8 meter.
Sementara itu, kerusakan dan kematian akibat gempa terjadi di 300 mil atau 482 kilometer dari pusat gempa.