Sejak dulu, kita kerap mendengar istilah jika terjadi bintang jatuh maka buatlah permohonan dan mudah-mudahan bisa terkabul. Istilah ini melekat dalam kehidupan sehari-hari bahkan di dunia hiburan juga kerap disajikan.
Tapi, benarkah anggapan demikian?
Seringkali seseorang yang memiliki banyak permohonan menantikan adanya fenomena bintang jatuh. Padahal peristiwa tersebut bukanlah bintang yang jatuh melainkan meteor.
Baca Juga: Bucephalus, Bentuk Cinta Alexander Agung Bikin Kuda Kesayangan Jadi Nama Kota di Yunani
Dikutip Science Alert, fenomena yang kerap disebut bintang jatuh adalah potongan batu dan debu yang sedang mengambang di angkasa yang kemudian disebut meteroid.
Meteroid masuk mendekati atmosfer bumi dan akan terbakar akibat gesekan benda angkasa. Peristiwa inilah yang disebut dengan meteor. Menariknya, manusia tidak bisa melihat peristiwa meteor dengan mata telanjang. Manusia baru bisa menyaksikan peristiwa tersebut jika menggunakan teleskop.
Nah, anggapan inilah yang kemudian memunculkan spekulasi jika seseorang mampu melihat bintang jatuh dengan mata telanjang, maka permohonannya akan dikabulkan.
Legenda bintang jatuh memang sudah dikenal sejak lama yakni tepatnya pada zaman Yunani kuno. Seorang astronom bernama Ptolemy menuliskan tentang bintang jatuh pertama kali. Ia menyebut jika peristiwa bintang jatuh berarti sedang ada dewa yang memandang rendah ke arah bumi dari tempatnya berada.
Peristiwa meteor ini lalu dikaitkan dengan cara dewa membuka portal antara langit dan Bumi. Saat portal terbuka, bintang-bintang tersebut menyelinap dan akhirnya terlihat seperti bintang jatuh.
Akan tetapu pada faktanya, anggapan tersebut tidak bisa diuji dan dibuktikan oleh sains dan ilmu pengetahuan lainnya. Sehingga mitos mengenai bintang jatuh dapat mengabulkan permohonan kembali pada kepercayaan individual masing-masing.
