Situs Bongal di Desa Jago-jago ternyata bukan sekedar desa biasa. Desa ini menyimpan bukti sejarah yang cukup penting tentang peradaban luar di nusantara. Letaknya sekitar 60 Km di selatan Barus.
Menariknya, berdasarkan hasil eskavasi di situs ini tidak hanya menyimpan jejak Islam. Tapi juga Kristen kuno, China dinasti Tang, India dan Hindu.
"Lebih mengejutkan lagi, kami menemukan manik-manik berlapis emas yang biasa digunakan para bangsawan Romawi saat menguasai Mesir. Manik-manik ini banyak ditemukan lokasi situs ini. Terutama setelah setelah dilakukan penggalian oleh Balar," kata Dr Phil Ichwan Azhari sejarawan Sumatera Utara melalui bincang-bincangnya kepada Indozone, Rabu (6/4/2022).
Disebut Bongal karena mengambil nama dari suatu bukit. Situs ini terletak sekitar di ketinggian 324 meter di atas permukaan laut. Posisinya berada di Desa Jago jago terletak di Kecamatan Badiri, Tapteng, Sumatera Utara.
Tidak jauh dari kaki Bukit Bongal mengalir Sungai Lumut yang bermuara ke Teluk Tapian Nauli (Tapanuli). Material alam yang diendapkan oleh aliran Sungai Lumut menuju muara, membentuk dataran pasang surut di kaki Bukit Bongal.
Penemuan objek purbakala di Bongal merupakan akibat langsung dari aktivitas penambangan emas oleh masyarakat di lokasi yang sama.
Di situs ini, juga ditemukan lembar papan kuno berukir yang sudah di tes carbon laboratorium Amerika oleh Balar Sumut bertarikh tahun 600 Masehi.
Bahkan di sini banyak ditemukan pecahan kapal kuno, nisan tanpa inskripsi (seperti di zaman Nabi dulu), kaca korosan Persia kuno, cincin salib era Bizantium, peralatan medis dan wadah farmasi Islam kuno seperti yang disimpan di museum Islam Istambul, Turki.
Tak kalah penting juga ditemukan koin kuno dari dinasti Tang, koin India Pandyas, arca besar Ganesha, bahkan koin-arca-lembar logam beraksara era Sriwijaya.
Menurut Ichwan situs tersebut tadinya merupakan Kota Kosmopolitan yang jadi tempat pertemuan perdagangan dan orang-orang dari lintas negara.
"Sungguh sebuah kota paling ramai di dunia pada zamannya, kota yang didatangi karena kekayaan rempah dan deposit emas di sekitarnya," katanya.
Namun anehnya desa kuno ini tak tercatat dalam peta kuno manapun sebagai tempat persinggahan pelayaran dunia yang penting.