Tepat pada 1 Januari, ada perayaan yang pernah menjadi sejarah mencekam bagi Tanah Air. Singkatnya, 20 tahun lalu pernah terjadi serangkaian bom di tahun 2002.
Serangan teroris tersebut dianggap 'bangunnya singa' dari tidurnya yang panjang. Bom Tahun Baru 2002 dikenal sebagai peristiwa ledakan bom di awal tahun 2002.
Bom di Jakarta
Ledakan bom di Jakarta sendiri terjadi karena bom granat yang digunakan dalam peristiwa tersebut meledak di depan rumah makan di daerah Jakarta Selatan pada pukul 3.30 WIB.
Berdasarkan catatan peristiwa, ledakan bom yang terjadi di Jakarta pada kala itu telah menewaskan satu orang, sementara lainnya menderita luka-luka.
Baca juga: Sosok Paus Gregorius XIII: Penyempurna Perhitungan Kalender Masehi yang Digunakan saat ini
Bom di Palu
Sedangkan di Palu, Sulawesi Tengah terjadi empat ledakan bom di empat gereja pada tanggal yang sama, di mana salah satunya terjadi pada pukul 9.30 WITA.
Dua orang gembong teroris asal Malaysia, Dr. Azahari dan Noordin M. Top merupakan otak pelaku utama dari serangkaian ledakan bom tersebut dan aktor intelektual dari dalang sesungguhnya dibalik peristiwa ini.
Dampak Bom Tahun Baru 2002
Dampak meledaknya bom di Jakarta Selatan mengakibatkan dua orang mengalami luka berat, satu orang tewas, dan dua mobil yang terletak tidak jauh dari lokasi bom meledak itu rusak.
Sedangkan di Palu, ledakan bom terjadi di empat gereja: Gereja Kristen Indonesia di Jalan Pattimura, Gereja Advent di Jalan Setia Budi, Gereja Pantekosta Indonesia Eklesia di Jalan MH Thamrin, dan Gereja Pantekosta di Jalan Gajah Mada.
Dampak ledakan bom di Palu mengakibatkan seorang anggota polisi, Baratu Yani Afianto, menjadi korban saat ia dan timnya sedang berusaha menjinakkan bom tersebut.
Di Gereja Pantekosta Eklesia, ledakan bom tersebut mengakibatkan bangunan di depan gereja mengalami kerusakan dan getaran akibat ledakan tersebut menjalar hingga 20 meter.
