Siapa yang tidak kenal Kim Kardashian, selebriti yang memiliki riasan wajah dan bentuk tubuh ideal ini jadi panutan banyak wanita, karena menganggap tubuh yang dimiliki Kim sangat sempurna.
Tapi, bentuk tubuh Kim Kardashian yang sering ditampilkannya secara online menimbulkan efek yang kurang baik terhadap kepercayaan diri para perempuan.
Dilansir New York Post, penelitian yang dilakukan oleh Universitas York di Toronto, Kanada, menermukan bahwa citra tubuh Kim 'ramping-berisi' menyebabkan lebih banyak ketidakpuasan wanita muda dengan bentuk tubuh yang mereka miliki.
Tidak hanya bentuk tubuh yang dimiliki Kim saja, tapi juga saudara perempuannya Kylie Jenner yang juga memiliki bentuk tubuh yang sama, berkontribusi terhadap ketidakpuasan yang dirasakan wanita tentang tubuh mereka setelah melihat konten Kim dan juga adiknya.
Baca juga: Kanye West 'Menyerang' Kim Kardashian dan Pete Davidson Melalui Lagu Baru Berjudul 'Eazy'
Tubuh ideal 'ramping-berisi' didefinisikan oleh para peneliti sebagai lekuk atau tipe tubuh berisi, ditandai dengan pinggang kecil dan perut rata, tapi bokong, payudara, dan paha besar.
Bentuk tubuh seperti itu diidolakan di media sosial oleh banyak wanita muda selama beberapa tahun terakhir.
“Tagar #thick, #thicc, dan #slimthick masing-masing memiliki 6,2 juta, 3,4 juta, dan 1 juta posting di Instagram, dan tagar #slimthicc memiliki 134 juta tag di TikTok,” kata para peneliti tentang tren media sosial 2021.
Namun, peneliti menilai tren bentuk tubuh 'ramping-berisi' sangat mengkhawatirkan. Karena tak jarang foto yang ditampilkan di media sosial sudah melalui proses editan, termasuk foto Kim yang diunggahnya di media sosial.
Menurut peneliti, perfeksionisme penampilan, di mana mencoba mendapatkan tubuh seperti Kim secara tidak sehat, hanya akan menyebabkan gangguan makan, perilaku pengendalian berat badan yang tidak sehat, harga diri rendah, dan kecemasan sosial.
“Ideal slim-thick paling berbahaya bagi penampilan wanita, berat badan dan kepuasan tubuh secara keseluruhan, mungkin masih mewakili cita-cita kecantikan yang dianggap mengancam wanita dan secara pribadi tidak dapat dicapai," para peneliti menyimpulkan.
