Barangkali tidak banyak yang tahu bahwa di dalam tubuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, terdapat sejumlah anak muda yang mewakili generasi milenial dan generasi Z.
Salah satunya adalah Farah Puteri Nahlia, anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN).
Gadis cantik kelahiran Semarang, 2 Januari 1996 itu diusung PAN dari Dapil Jawa Barat IX. Saat dilantik pada Selasa, 1 Oktober 2019 lalu, usianya baru 23 tahun.
Farah adalah anggota DPR RI termuda kedua setelah Hillary Brigitta Lasut (lahir 22 Mei 1996). Usianya dengan Hillary hanya berbeda empat bulan.
Cantik Alami
Berbeda dengan Hillary Lasut yang kerap tampil dengan makeup, Farah lebih sering tampil alamiah tanpa polesan makeup. Penampilannya bahkan sangat cantik dengan caranya demikian.
Pada unggahan-unggahannya di Instagram Farah hampir tidak pernah menampilkan dirinya dengan make-up. Ia selalu tampil apa adanya, dengan pakaian yang juga sederhana.
Salah satu fotonya yang menunjukkan wajahnya yang cantik alami adalah saat ia menonton pertandingan antara Manchester United melawan Aston Villa di Stadion Old Trafford, yang ia unggah pada 25 September 2021. Senyumnya tampak begitu manis dengan tahi lalat di dagunya.
Selain cantik tanpa make-up, gadis yang biasa disapa Neng Farah ini juga kerap tampil dengan pakaian kasual.
Putri dari Irjen Fadil Imran
Menjadi anggota DPR RI di usia yang tergolong masih sangat muda, Farah bukanlah orang biasa. Dia adalah putri dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Muhammad Fadil Imran dan Ina Adiati.
Lahir di Semarang, Farah menempuh pendidikan dasar di SD Al Kamal, Kebon Jeruk tahun 2001-2007. SMP di Al Azhar Bumi Serpong Damai, Tanggerang tahun 2007 - 2010. Dan SMA Sinarmas World Acedemy tahun 2010-2012.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikan tinggi diploma di University Foundation, David Game College, London, tahun 2013 - 2016. Dia lanjut S1 Politik dan Hubungan Internasional di Royal holloway, University Of London tahun 2013 - 2016, dan S2 di tempat yang sama.
Sebelum jadi anggota DPR, Farah pernah menjadi Komisaris Utama di Masa Studio pada 2018, dan pernah magang di Direktorat HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri di tahun yang sama.
Sebagai perempuan yang menempuh pendidikan tinggi dan di luar negeri, Farah dikenal gemar membaca. Semasa kuliah, ia mengklaim bisa menamatkan 3-5 buku dalam seminggu.
"Dulu hobi banget baca buku, bahkan seminggu bisa selesaikan 3-5 buku. Salah satu goals di tahun 2021 ini adalah mencoba untuk kembali rajin membaca, mulai dari ttg self-improvement, sejarah, science, and my all time favourite; anything related to crime and investigations," katanya.